12/03/2009

Gambang Semarang

gambang semarangJika kita mendengar lagu dari group musik tempo dulu "gambang semarang", maka cermatilah alunan musik, syairnya dan para penarinya...

Disana saya menjumpai keragaman tiga budaya yang berpadu menjadi satu, yaitu kebudayaan Jawa, Etnis China dan Arab, Lho kok bisa demikian?? suara gamelan berasal dari Jawa, seruling yang melengking berasal dari China dan Suara Rebana atau ibu saya sering menamainya "terbang" adalah ciri khas dari Arab.
Lagu yang sempat populer dimainkan oleh group Gambang Semarang ini adalah diantaranya "Empat Penari"

Kata Eyang saya, Paguyuban musik Gambang Semarang ada sejak 1930, beranggotakan campuran penduduk Tionghoa dan pribumi. Biasanya mereka manggung di gedung pertemuan Bian Hian Tiong, jalan Gang Pinggir, Semarang. Lagu “Empat Penari” digubah Oey Yok Siang dan liriknya ditulis Sidik Pramono pernah jadi top hits pada 1950-1960an.
Eh dari tadi saya nulis tentang gamban semarang yang pernah ngetop markotop, para sedulur udah pernah denger belum lagunya?

Ini lirik lagunya :

Ampat penari kian kemari
jalan berlenggang, aduh…
Langkah gayanya menurut suara
irama gambang

Sambil bernyanyi, jongkok berdiri
kaki melintang, aduh…
Sungguh jenaka tari mereka
tari berdendang

Reff:

Bersuka ria, gelak tertawa
semua orang
kar’na hati tertarik gerak-gerik
si tukang gendang

Ampat penari membikin hati
menjadi senang, aduh…
itulah dia malam gembira
Gambang Semarang

Lha di semarang ini ada seseorang yang masih mempertahankan jenis musik gambang semarang, Namanya adalah Pak Jayadi, atau saya sering memanggil mbah Jay.. keren uey. Rumah beliau ada di gang pinggir di daerah pecinan semarang, jangan berpikir kalau profesi sebagai pemain gambang bisa terkenal atau mendapatkan penghargaan, uhg.. boro-boro deh. Sekarang aja anak dan cucunya enggan meneruskan keahlian mbah Jay lantaran tak pernah dapat uang yang pantas.

Emang sie Mbah Jay dan kawan-kawan ada jadwal manggung di Salah Satu Hotel berkelas di Jalan Pandanaran, Ciehh manggung..., lebih tepatnya saya katakan sebagai pengusir senyap, lha gimana tidak, mbah Jay memainkan musik bersejarah ini hanya di ruangan sempit, di tempat parkir pula, Siapa yang mau Nonton coba?? ditambah bayaran yang tidak seberapa... Tak heran beliau terpaksa Pulang pergi dari rumah Pecinan ke Pandanaran dengan jalan kaki. Duh Mbah Jay..., Dalem angkat topi kangge Njenengan.

Ya sudah kita tinggalkan kelana mbah Jay, sekarang kita lihat aja seperti apa seh lagu yang terkenal di masa lampau itu... katur midangetaken.

4 komentar:

Bayu mengatakan...

WEh kang supry akhirnya ngeblog to, selamat.. selamat.. semoga gambang semarang jaya di udara hahaha..

Prie mengatakan...

walah jan nyampleng tenan, opo maneh sinambe dhahar telo godhog plus kopi tubruk ....

Suprih Rustanto mengatakan...

@Bayu: Makasih bay, hepi blogging lah pokoknya :)
@Prie: Wah tambah sedep sintilihir tuh, srutup.. monggo dilanjut..

cerpenseru mengatakan...

wah bagus banget tuh heeeeeeeee

Mengenai Saya